Sabtu, 14 Mei 2011

Geguritan


Memuji Marang Gusti

Rikolo suryo wes sakjejeking mustoko,
Panaz tumibo marang bumi,
Gerah kroso maring rogo,
Nanging amung pandungo syukur ingkang saged kulo aturi marang Gusti Kang Moho Kuoso ,
Amargo tekan dinten niki kulo tesih di paringi umur dowo..

Roso Loro Sak Jroning Ati

Roso loro sak jeroning ati iki,
Naliko kelingan sliramu,
Tansah mesem lambe iki naliko kelingan eseme sliramu,
Ati iki ora biso ngapusi,
Mung sliramu engkang tak anti",
Mung sliramu engkang tak kangeni..
Duuuh widadariku maburo mbalek menclok ning atiku..
Obatono ati ingkang cacat iki..

WAYANG KULIT




Pandhu





 Puntadewa





 Bima




Harjuna

KUMPULAN PUISI

Karya Chairil Anwar



Krawang-Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi


MALAM
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
–Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang